Senin, 19 Juli 2010

Iring-iringan SBY ke Cikeas Sengsarakan Rakyat

Jakarta - Seorang pengguna jalan tol Jagorawi mengungkapkan dirinya dan pengguna jalan ton lainya, tersiksa, sengsara, dan terintimidasi oleh Patroli Pengawalan (Patwal) Presiden setiap kali Presiden dan keluarganya melintasi jalan itu.
Hendra NS, warga Cibubur, mengungkapkan kekecewaannya melalui surat pembaca di Harian Kompas, edisi Jumat (16/7).
"Pak SBY yang kami hormati, mohon pindah ke Istana Negara sebagai tempat kediaman resmi Presiden. Betapa kami saban hari sengsara setiap Anda dan keluarga keluar dari rumah di Cikeas. Cibubur hanya lancar buat Presiden dan keluarga, tidak untuk kebanyakan warga," tulis Hendra yang mengaku berprofesi sebagai wartawan.
Dalam suratnya Hendra menjelaskan bahwa mobilnya dipukul oleh Polisi dan dimarah-marahi di depan anaknya yang masih kecil. Anak itu pun ketakutan.
Kejadian ini terjadi pada Jumat (9/7) sekitar pukul 13 siang.
Pangkal soal kejadian ini, menurut Hendra, dimulai ketika mobil Patwal di depan dia memerintahkan untuk menepi ke kiri. Hendra pun mengikuti perintah polisi itu. Tapi tak berapa lama, terdengar suara dari pengeras suara yang memerintahkan mobil Hendra untuk menepi ke kanan.
Dia pun mengikuti perintah pengeras suara itu. Namun, baru saja bergerak, polisi yang berada di depannya memerintahkan arah kebalikannya.
Mendengar perintah yang saling bertolak belakang, Hendra bingung dan panik. Dia lalu memilih untuk berhenti tepat di tengah-tengah jalan tol untuk memastikan sekali lagi perintah mana yang benar.
Polisi yang di depan mobil Hendra justru turun yang menghajar kap dan spion mobil Hendra. "Apa mau saya bedil?" teriak polisi yang identitasnya tidak diketahui oleh Hendra.
Karena suasanya makin panas, Hendra memberi tahu polisi bahwa dia seorang jurnalis. Tapi hal itu malah membalas dengan kata-kata ini: "Kami ini tiap hari kepanasan dengan gaji kecil. Emangnya saya mau kerjaan ini."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar